Riset dari LGBT charity Stonewall mengatakan bahwa banyak penggemar sepak bola yang ingin membuat olahraga tersebut lebih inklusif tetapi mereka tak memiliki keberanian melakukan itu. Dengan kata lain, banyak fan sepak bola yang terbuka menyambut LGBT. Setidaknya Liga Inggris.
Mengutip Sky Sports, riset tersebut mengatakan bahwa lebih dari separuh suporter ingin membasmi komentar-komentar anti-LGBT di ajang olahraga, di dalam stadion. Namun, hanya seperempat yang berani sungguh melakukannya.
Premier League memang mengambil langkah konkret dalam mendukung LGBT. Banyak tim yang melangsungkan kampanye Rainbow Laces – yakni mengenakan tali sepatu yang berwarna pelangi sebagai bentuk dukungan pada kaum LGBT.
Charity Stonewall bahkan melakukan survei pada lebih dari 1.000 orang terkait masalah ini. Baca ulasan selengkapnya di bawah ini:
Survei pada 1.000 orang dewasa itu menyimpulkan bahwa banyak pendukung LGBT yang ragu-ragu untuk mengubah olahraga jadi lebih inklusif, mereka tidak yakin bisa mengubah sepak bola jadi seperti demikian.
58 persen responden meyakini penting untuk melawan bahasa anti-LGBT dan 53 persen menyetujui bahwa semua orang bertanggung jawab untuk melakukan gerakan itu. Namun, hanya 25 persen responden yang merasa siap beraksi.
“Sepak bola adalah salah satu alat terkuat untuk perubahan sosial,” kata direktur olahraga Stonewall, Kirsty Clarke.
“Karena itulah olahraga sangat kuat untuk membuktikan bahwa ada begitu banyak orang yang ingin berbuat lebih untuk mendukung orang-orang LGBT dan memusnahkan umpatan anti-LGBT dalam olahraga.”
Setidaknya 72 klub EFL di wilayah Inggris dan Wales didukung untuk mendukung kampanye Rainbow Laces yang digalakkan Stonewall ini. Terbukti, sudah banyak klub yang terus mendukung LGBT dengan mengenakan atribut pelangi. mulai dari ban kapten, tali sepatu, dan program iklan klub.
“Dalam beberapa tahun terakhir kami sudah melihat hasil kerja yang inspirasional dari banyak asosiasi olahraga yang berkomitmen menciptakan atmosfer yang ramah dan inklusif.”
“Kami ingin lebih banyak pemain, fan, klub dan organisasi yang bergabung dan memahami bagaimana mereka bisa berperan dalam mengubah sikap dan mendukung ekualitas LGBT.”
“Pekerjaan kami tak akan tuntas sampai semua lesbian, gay, bi dan trans, dari fan sampai pemain, bisa diterima tanpa pengecualian.”