Ada masalah apa dengan Liverpool? Pertanyaan tersebut mengemuka seiring inkonsistensi penampilan mereka di lapangan. Laju The Reds sebagai salah satu kandidat terkuat peraih gelar Liga Primer cenderung tersendat.
Berkaca pada dua hasil 1-1 melawan Leicester City 1-1, Kamis (31/1) dan kontra West Ham United, Selasa (5/2) menjadi pertanda bahwa Liverpool mengalami penurunan kinerja dalam hal konsentrasi maupun produktivitas. James Milner dkk gagal meraih tiga poin meski memimpin lebih dulu di dua laga tersebut.
Akibatnya, alih-alih melebarkan jarak, Liverpool yang mengoleksi 62 poin kini terancam lengser dari puncak klasemen sementara Liga Primer. Manchester City (Man City) (59 poin) berpotensi menyodok bila mampu mengalahkan Everton, dini hari tadi.
Beberapa hal diyakini menjadi faktor merosotnya kinerja Liverpool. Pada dua laga terakhir, The Reds terlihat lemah dalam mengantisipasi set piece, terutama umpan silang. Banyak yang menilai, buruknya koordinasi antara Naby Keita dan Fabinho di lini tengah merupakan sebabnya.
Ppelatih Juergen Klopp memang kehilangan beberapa pemain penting yakni Georginio Wijnaldum, Jordan Henderson, Trent Alexander –Arnold dan Joe Gomez. Minimnya stok pemain membuat Klopp terpaksa menempatkan Milner sebagai bek sayap kanan.
Formasi yang kerap berubah-ubah membuat ritme permainan Liverpool terganggu dan kurang optimal. Menurunnya penampilan tim diakui oleh penjaga gawang Alisson Becker. Dia mengatakan berbagai kesalahan sendiri membuat lawan berani hingga menguasai jalannya laga.
“Kami seperti merasa kurang nyaman. Kami memimpin lebih dulu, tetapi kemudian kami melakukan operan-operan konyol yang seharusnya tidak terjadi. Saya pikir, tim kehilangan kepercayaan diri. Lawan justru merasakan sebaliknya,”kata Alisson dilansir dailymail.
Karenanya, penjaga gawang asal Brasil tersebut mewanti-wanti timnya agar tidak mengulangi kesalahan serupa bila ingin menyudahi puasa gelar Liga Primer sejak 1990. Alisson bertekad membawa The Reds kembali mendulang kemenangan saat menjamu AFC Bournemouth di Anfield Stadium, Sabtu (9/2).
“Kami harus siap bertarung untuk semuanya, termasuk yang terburuk sekalipun. Saya percaya kami berada di jalur yang benar. Kami tidak boleh gugup. Jika ingin menjadi juara, mulai sekarang kami harus memenangkan setiap laga,”tegasnya
Menurunnya Liverpool membuat persaingan semakin terbuka. Bos Man City, Pep Guardiola memprediksi gelar Liga Primer musim ini bakal ketat hingga akhir. Dia menilai, sangat penting bagi The Citizens untuk mencetak banyak gol karena bisa saja ditentukan lewat selisih gol.
“Saya sangat yakin, pemenang Liga Primer akan ditentukan di satu atau dua laga terakhir. Liga Primer bisa saja ditentukan selisih gol, saya setuju, tetapi bukan berarti harus selalu menang 5-0. Kami harus menang. Jika bisa mencetak gol cetaklah gol. Jika bisa terhindar dari kebobolan, maka lakukanlah,”terangnya
Juru taktik asal Spanyol tersebut juga tidak merasa cemas dengan jadwal padat Man City di Februari ini. Guardiola menegaskan pengalaman dan kualitas yang dimiliki skuadnya mampu mengatasi setiap tantangan. Seperti diketahui, setelah Everton, berturut-turut The Citizens menghadapi Chelsea di Liga Primer, Minggu (10/2), Newport County di babak kelima Piala FA, Minggu (17/2), Schalke 04, Kamis dini hari (21/2) dan kembali bersua Chelsea di final Piala Liga, Minggu (24/2).
“Saya percaya dengan pemain saya. Saya percaya karena mereka menunjukkan reaksi bagus ketika kami berada di bawah tekanan. Mereka sangat siap menghadapi setiap tantangan. Bulan ini sangat berat, kami menganggap semua laga seperti final,”pungkasnya.