DewaSport.asia – Mantan pelatih Real Betis, Quique Setien, resmi ditunjuk sebagai pelatih baru Barcelona usah pemecatan Ernesto Valverde yang tidak lagi bisa dihindari. Setien dianggap sebagai solusi terbaik yang ada saat ini.
Mendapati penolakan Xavi dan Ronald Koeman, petinggi Barcelona menunjuk Setien sebagai pengganti dalam kontrak hingga 2022. Setien datang ketika Barca dalam kondisi buruk di bawah Valverde.
Posisi Valverde sebagai pelatih sebenarnya sudah lama tidak aman dan tekanan itu kian besar menyusul kegagalan Barca di supercopa de Espana baru-baru ini. Mereka takluk dari Atletico Madrid di partai semifinal.
Seharusnya Xavi
Menurut Goal internasional, awalnya Barcelona berminat menunjuk Xavi sebagai pengganti Valverde. Namun, pelatih Al-Sadd itu menolak datang di pertengahan musim, dia hanya mau menerima tawaran itu di musim panas nanti.
Para petinggi kecewa dengan penolakan Xavi, tapi tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Setien pun diberi kontrak sampai akhir musim 2022, yang artinya menutup peluang Xavi dalam waktu dekat ini.
Mantan pelatih Real Betis ini bahkan lebih dipilih daripada pelatih Barcelona B saat ini, Francisco Garcia Pimienta. Lalu, apa yang membuat Setien begitu spesial?
Siapa itu Setien?
Setien pernah menjadi gelandang andalan Racing Santander, klub kota kelahirannya, di mana dia menghabiskan 8 tahun, menempuh 205 penampilan dan mencetak 43 gol. Dia lalu hengkang ke Atletico Madrid dan Logrones, pensiun di Levante.
Sosok 61 tahun ini memulai kariernya sebagai pelatih juga di Racing, pada tahun 2000, bersama dengan peran manajerial di Poli Ejido dan Logrones sebelum melakukan lompatan untuk melatih tim nasional Guinea Khatulistiwa.
Perjalanan karier membawa Setien ke Las Palmas, yang dia selamatkan dari degradasi di musim pertamanya. Saat itu Setien tampak menjanjikan, dia membawa Las Palmas menembus zona Eropa di musim keduanya, tapi terseok-seok menjelang akhir musim La Liga.
Dikenal Bersama Betis
Pekerjaan apiknya di Las Palmas mengundang perhatian Real Betis, yang menunjuknya sebagai pelatih permanen pada tahun 2017 lalu. Di musim pertamanya, Setien mengembalikan Betis ke Eropa, yakni dengan mengamankan peringkat ke-6 klasemen akhir dan kualifikasi ke Liga Europa.
Musim kedua Setien di Real Betis dimulai dengan baik, mereka bisa melangkah sampai semifinal Copa del Rey, tapi gagal mengalahkan Valencia. Lalu, mereka pun tereliminasi dari Liga Europa di tangan Rennes.
Dua kegagalan ini membuat Betis kehilangan momentum di La Liga. Awalnya mereka bertarung menembus zona Liga Champions, tapi akhirnya justru berjuang keras hanya untuk bertahan di papan tengah.
Penurunan ini akhirnya menuntun Setien ke jalan keluar, padahal dia masih menyisakan satu tahun dalam kontraknya.
Kagumi Cruyff
Lupakan riwayat Setien, mungkin itu tidak terlalu penting bagi Barcelona. Pertanyaan besarnya: Sepak bola macam apa yang mungkin dihadirkan Setien?
Selama melatih Betis, dia mencuri perhatian karena possession-based football alias mengandalkan penguasaan bola yang menjadi ciri khas timnya. Setien sering menurunkan formasi 4-2-3-1 dan menekankan kekuatan serangan.
Bukanlah kebetulan bahwa gaya bermain favoritnya ini dianggap mirip dengan legenda Barcelona, Johan Cruyff, yang ternyata sudah lama diidolakan Setien.
“Saya ingat ketika Johan Cruyff-nya Barcelona dikenal dunia. Bermain melawan mereka dan Anda bakal menghabiskan pertandingan dengan mengejar bola. Saya berkata pada diri sendiri: ‘Inilah yang saya suka. Saya ingin berada dalam tim ini dan memahami mengapa ini bisa terjadi’,” ujar Setien kepada The Coaches Voice tahun 2019 lalu.
Jati Diri
Artinya, jika mengamati ucapan Setien, sepertinya Barcelona bakal tetap mempertahankan gaya bermain yang sama, yang pernah membuat mereka berjaya di era Cruyff dan Guardiola.
“Bagaimana bisa Anda membentuk tim untuk menguasai bola secara permanen, supaya lawan terus mengejarnya sepanjang pertandingan?” kata Setien.
“Sejak saat itu, saya mulai memahami apa yang saya rasakan seumur hidup, melalui karier saya.”
“Saya mulai benar-benar menonton sepak bola, untuk menganalisisnya. Untuk memahami apa yang saya rasakan dan apa yang ingin saya terapkan ketika jadi pelatih,” tandasnya.
Kini, dengan sedikit bantuan takdir, Setien mendapatkan kesempatan untuk melatih klub yang melahirkan gaya bermain seperti itu.
Sumber: Goal