DewaSport.asia – Pandemi virus Corona di benua Eropa masih belum mereda sampai sekarang. Alhasil, Bundesliga selaku kompetisi sepak bola tertinggi di Jerman harus menambah durasi penundaan sampai awal bulan April mendatang.
Cepatnya penyebaran virus Corona membuat banyak sektor kewalahan, terutama di Italia sebagai salah satu negara yang paling terdampak. Mereka menjadi negara pertama yang menunda jalannya kompetisi sepak bola untuk sementara.
Penyelenggara liga dari berbagai negara lainnya, seperti Spanyol dan Inggris, awalnya enggan menunda kompetisi. Namun pada akhirnya mereka harus mengalah setelah virus Corona menjangkiti tubuh sejumlah atlet papan atas.
Bundesliga menjadi liga ‘big five’ terakhir yang memutuskan untuk menunda kompetisi. Namun berbeda dengan lainnya, mereka hanya menunda pertandingan yang sejatinya digelar akhir pekan kemarin saja.
Perpanjang Masa Tunda
Dampak virus Corona di Jerman sejatinya cukup besar. Sampai berita ini diturunkan, sedikitnya sudah ada lebih dari tujuh ribu kasus yang dilaporkan dengan jumlah kematian mencapai 14 jiwa.
Tapi Bundesliga cukup yakin bahwa kompetisi masih bisa dilanjutkan pada pekan depannya lagi, pada saat itu. Dan sekarang mereka harus merevisi kebijakan dan menambah masa penundaan lebih lama lagi.
Setelah menggelar pertemuan pada hari Senin (16/3/2020), federasi sepak bola Jerman (DFL) menunda Bundesliga hingga tanggal 2 April mendatang. Sama dengan kompetisi besar lain seperti Premier League dan Serie A.
Alarm Bahaya Buat Klub
Penyelenggara kompetisi lainnya, sejatinya, belum bisa memastikan sampai kapan masa penundaan berlangsung. Kalau waba virus Corona masih menjadi masalah besar di negara masing-masing, ada kemungkinan kompetisi ditunda lebih lama lagi.
Namun DFL nampaknya tidak ingin berlama-lama. Jika wabah virus Corona tak kunjung mereda di Jerman, mereka inginkan Bundesliga tetap berjalan dengan konsekuensi tidak dihadiri oleh penonton.
“Tidak ada yang suka pertandingan dari belakang pintu yang tertutup tapi, bagi kebanyakan klub, itu mungkin satu-satunya cara agar klub bisa bertahan dalam bisnisnya,” ujar pimpinan DFL, Christian Seifert.
“Saya sadar sepak bola dipandang sebagai bisnis milyaran dollar. Tapi pusatnya adalah permainan itu sendiri dan 56 ribu pekerjaan bergantung pada setiap pekan pertandingan. Tanpa sponsor dan pemasukan TV, pekerjaan dan keberlangsungan klub berada dalam bahaya,” pungkasnya.
[embedded content]