DewaSport.asia – Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) tak mau mengikuti keputusan yang berlaku di kompetisi Ligue 1 Prancis dan Eredivisie Belanda. Sejauh ini FIGC masih berusaha keras untuk melanjutkan jalannya Serie A musim 2019/2020.
Sebelumnya sejumlah kompetisi sepak bola termasuk Serie A terhenti akibat pandemi virus corona. Gara-gara masalah tersebut, Ligue 1 dan Eredivisie memutuskan mengakhiri musim lebih cepat dari jadwal. Hal sama juga berlaku di kompetisi Superliga Argentina.
Namun FIGC tak akan mengambil langkah serupa. Sebab jika dilakukan, mereka bakal rugi hingga 800 juta euro atau sekitar Rp13 triliun.
“Selama jadi Presiden FIGC, saya tidak akan pernah menghentikan musim ini. Sebab, itu akan menjadi kematian sepak bola Italia. Saya melindungi kepentingan semua orang. Saya ulangi, saya menolak mengakhiri musim ini. Kecuali ada kondisi obyektif yang berkaitan dengan kesehatan semua orang,” kata Presiden FIGC, Gabriele Gravina.
“Dengan dihentikannya musim, sistem akan kehilangan 700-800 juta euro. Jika kami bermain tanpa penonton, kerugiannya 300 juta euro. Jika kami memulai kembali dengan penggemar, kerugian 100-150 juta euro. Kami memiliki tanggung jawab kontrak yang kuat terhadap mitra dan lembaga internasional, seperti UEFA serta FIFA,” tuturnya dilansir Football Italia.
Saat ini Pemerintah Italia sudah mulai membuka peluang untuk kembali melanjutkan kompetisi. Mereka memulainya dengan mengizinkan seluruh atlet menggelar latihan secara terbuka.