DewaSport.asia – Cesc Fabregassepenuhnya memahami alasan kuat di balik penghentian penuh Ligue 1 beberapa pekan lalu. Fabregas tidak bermaksud menentang, tapi dia merasa bahwa keputusan itu mungkin terlalu cepat dibuat.
Keputusan Ligue 1 menutup musim sepenuhnya tentu tidak datang tiba-tiba. Penyelenggara liga mengacu pada keputusan pemerintah yang pada akhir April lalu mengumumkan bahwa setiap ajang olahraga mungkin harus menunggu sampai bulan September untuk dimulai kembali.
Serangan virus corona memang memaksa pemerintah membuat keputusan ekstrem, sepak bola pun terdampak. Sebenarnya UEFA menegaskan pada setiap liga untuk memprioritaskan musim ini, tapi mereka juga siap membuat pengecualian andai kondisi setempat sulit.
Ligue 1 pun akhirnya membuat keputusan ekstrem. Pemerintah tidak mengizinkan, mereka terpaksa menutup musim 2019/20 ini dengan mengesahkan PSG jadi juara.
Mungkin Prematur
Di antara liga-liga top lainnya, keputusan Ligue 1 memang terlalu ekstrem. Sebut saja Bundesliga yang siap bergulir kembali akhir Mei ini, lalu ada Serie A, La Liga, dan Premier League yang berusaha keras mencari cara untuk melanjutkan musim.
Fabregas tidak mau meremehkan keputusan Ligue 1 atau menyalahkan para petinggi. Namun, dia hanya menyesali keputusan itu yang mungkin dibuat terlalu cepat.
“Mereka sudah membuat keputusan besar, saya memahami alasannya,” ujar Fabregas kepada Sky Sports. “Mungkin keputusan itu terlalu cepat dibuat, mengingat banyak liga-liga besar lainnya yang mencoba menyelesaikan musim.”
Seharusnya Perlahan
Menurut Fabregas pribadi, langkah terbaik yang bisa diambil adalah dengan perlahan-lahan menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru. Para pemain bisa berlatih individual di lapangan, lalu sambil melihat perkembangan situasi, sepak bola mungkin bisa dilanjutkan.
“Meski saya benar-benar memahami alasan di balik keputusan itu dan memang benar lebih baik mengutamakan keselamatan. Sebab hal yang paling penting adalah keluarga dan keselamatan semua orang, saya mendukungnya 100 persen,” lanjut Fabregas.
“Namun, mungkin seharusnya kita mempertimbangkan kemungkinan berlatih secara individu, di mana Anda tidak perlu menghadapi risiko apa pun. Anda tidak menyentuh apa pun, Anda tidak mendekati siapa pun.”
“Kemudian melihat apakah situasi sepak bola di seluruh dunia mulai mendekati dilanjutkannya pertandingan,” pungkasnya