DewaSport.asia – Progres Manchester United di bursa transfer musim panas ini tidak memuaskan bagi sang legenda, Patrice Evra. Eks pemain asal Prancis itu kemudian melayangkan kritikan pedas kepada mantan klubnya tersebut.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Manchester United terbilang cukup diam dalam bursa transfer kali ini. Mereka baru kedatangan dua sosok baru, salah satunya sejatinya merupakan pemain akademi mereka.
Pemain yang dimaksud adalah Dean Henderson, yang baru pulang usai menjalani masa pinjaman di Sheffield United. Selain itu, mereka juga baru kedatangan Donny van de Beek dari klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam.
Setelah kedatangan Van de Beek, Manchester United telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan penggawa anyar. Namun sejauh ini usaha tersebut belum membuahkan hasil.
Kritikan Patrice Evra
Dalam beberapa hari terakhir, Manchester United telah dikaitkan dengan sejumlah nama seperti Sergio Reguilon dan Gareth Bale. Namun keduanya memilih bergabung dengan klub Inggris lainnya, Tottenham.
Manchester United yang pasif membuat Evra jadi geram. Ia mengaku seperti melihat deja vu, di mana the Red Devils lagi-lagi melakukan kesalahan dalam aktivitas pembelian pemain.
“Setiap tahunnya saya merasakan deja vu. Kami memberikan dampak yang sangat besar di media sosial namun realitanya [berbeda],” buka Evra dalam sebuah video yang diunggah di media sosial Facebook.
“Setiap target, seperti target utama, fans harus paham bahwa anda tak perlu membeli lima, enam 10 pemain lalu tim anda akan berkembang… tapi setidaknya [dapatkan] target utama anda. Itu yang tidak kami lakukan sekarang,” lanjutnya.
Tidak Perlu Berkoar-koar
Ia melihat kalau sekarang telah jauh berbeda dari zaman dulu kala masih diasuh oleh Sir Alex Ferguson. Tanpa koar-koar di media sosial, Manchester United tiba-tiba mendatangkan sejumlah nama penting.
“Pada era Fergie, kami tidak mendengarkan apapun di surat kabar namun bang, bang,bang… Van Persie, Evra, Vidic, [Rio] Ferdinand, boom, semuanya berlangsung cepat,” tambahnya.
“Saat Manchester United menginginkan pemain, boom, mereka tinggal pergi dan berbicara di hadapannya. Saat Ferguson dan David Gill menemui saya di Monaco, rasanya lebih buruk dari wawancara dengan CIA atau FBI,” tutupnya.