DewaSport.asia – Banyak pihak mencibir Manchester United ketika mereka mengumumkan transfer Edinson Cavani di deadline day bursa transfer musim panas. Seiring berjalannya waktu, cibiran-cibiran itu mulai berubah menjadi decak kagum.
Ya, Cavani resmi menjadi bagian dari Manchester United di musim panas ini. Ia bergabung dengan status sebagai free agent setelah ia tidak memperpanjang kontraknya di PSG.
Saat ia pertama kali bergabung, banyak yang meragukan Cavani bisa memberi dampak yang besar bagi United. Maklum, saat ia bergabung di bulan Oktober, ia berada dalam posisi enam bulan tidak bermain sepakbola dan baru sembuh dari COVID-19.
Tidak hanya itu, striker asal Uruguay tersebut juga berusia 33 tahun. Ia memiliki riwayat cedera yang kurang baik di dua musim terakhirnya bersama PSG, sehingga banyak yang menyangsikan ia bisa bertahan dari kerasnya Premier League.
Namun perlahan-lahan semua keragukan atas Cavani itu sirna. Sang striker malah menjelma menjadi sosok striker yang berkontribusi besar bagi skuat Setan Merah hingga paruh pertama musim ini, berkat peran gandanya di dalam tim.
Striker Murni yang Dirindukan
Salah satu alasan mengapa Ole Gunnar Solskjaer memutuskan merekrut Edinson Cavani adalah timnya kekurangan sosok penyerang murni.
Semenjak Romelu Lukaku hengkang ke Inter Milan di tahun 2019, Ole memang tidak memiliki sosok target man di timnya. Ia sempat meminjam Odion Ighalo dari Shanghai Shenhua di awal tahun 2020 kemarin. Namun striker asal Nigeria itu nampaknya gagal memenuhi ekspektasi sang manajer setelah ia belum sekalipun bermain di musim ini.
Perjudian Solskjaer dengan mendatangkan Cavani mulai menunjukkan hasil yang manis. Dimulai dari gol debutnya melawan Everton, sang striker mulai memberikan dampak yang besar bagi lini serang MU.
Salah satu yang paling segar dalam ingatan pada laga MU vs Southampton, 29 November 2020. Pada saat itu, Setan Merah tertinggal 2-0 dari tuan rumah. Namun ketika Cavani masuk di babak kedua, ia berhasil membuat dua gol dan satu assist sehingga Setan Merah sukses comeback dengan skor 3-2 di St Mary Stadium.
Kualitas Cavani sebagai penyerang tengah ‘murni’ tidak hanya sampai di situ. Pada laga putaran keempat FA Cup kemarin, sang striker berperan besar saat membangun serangan, di mana mampu menahan bola sembari menunggu pemain-pemain seperti Marcus Rashford dan Mason Greenwood berlari mencari ruang.
Salah satu aspek permainan Cavani yang berulang kali dipuji oleh sang manajer adalah pergerakannya di dalam kotak penalti. Solskjaer mendeskripsikan Cavani sebagai penyerang yang tahu cara menempatkan diri di dalam kotak penalti, di mana lima gol yang ia ciptakan untuk MU sejauh ini merupakan gol-gol khas seorang penyerang tengah.
Mentor bagi yang Muda
Selain sebagai pencetak gol, Cavani juga memiliki peran yang tidak kalah penting di MU saat ini. Sang striker diminta menjadi mentor bagi tiga penyerang muda MU, Marcus Rashford, Anthony Martial dan Mason Greenwood.
Ketiga penyerang muda MU ini dikenal sebagai penyerang muda yang berbakat. Namun Solskjaer berulang kali kurang puas dengan ketiga pemain ini yang terobsesi mencetak ‘gol indah’ ketimbang membuat gol-gol ‘jelek’ di depan gawang.
Solskjaer mengakui bahwa ketiga pemain ini tidak memiliki ‘role model’ pemain yang bisa mencetak gol-gol seperti itu. Itulah yang menjadi salah satu pertimbangan Solskjaer mendaratkan Cavani ke Old Trafford di musim panas kemarin.
Striker 33 tahun itu beberapa kali memberikan instruksi kepada Rashford, Martial dan Greenwood saat mereka bermain bersama di atas lapangan. Bahkan pada laga melawan Liverpool kemarin, Cavani tertangkap kamera memberikan arahan kepada Greenwood seusai sang pemuda membobol gawang Alisson Becker.
Solskjaer dalam konferensi persnya seusai laga mengatakan bahwa ia berharap para penyerang mudanya mencuri ilmu sebanyak mungkin dari Cavani selama ia berada di MU.
Selain aspek teknik di atas lapangan, Solskjaer ingin para penyerang muda MU mencontoh bagaimana cara Cavani merawat tubuhnya. Karena sang striker tampak fit dan berenergi meski sudah berusia hampir 34 tahun.