DewaSport.asia – Polemik European Super League (ESL) sudah mereda, tapi belum benar-benar usai. Saat ini, UEFA dikabarkan sedang mencari celah hukuman untuk klub-klub yang terlibat.
ESL hanya bertahan 48 jam usai deklarasi. Gagasan turnamen baru ini mendapatkan kecaman keras dari fans hingga akhirnya harus ditangguhkan.
6 klub Premier League menarik diri terlebih dahulu, lalu menyusul beberapa klub lainnya. Saat ini hanya tersisa tiga klub yang masih bertahan dalam kondisi stand-by: Real Madrid, Juventus, dan Barcelona.
Gagasan ESL ini tampaknya benar-benar membuat UEFA berang. Hukuman berat pun menanti ke-12 klub yang terlibat.
Premier League aman
Ada 6 klub Premier league, 3 Serie A, dan 3 La Liga yang jadi penggagas ESL. Meski begitu, keruntuhan ESL kemarin dimulai dari 6 klub Premier League yang mundur satu per satu.
Dimulai dari Manchester City, lalu klub-klub lain mengikuti, sampai Chelsea pun ikut mundur. Dengan demikian, separuh pendiri ESL meninggalkan enam tim lainnya.
Sikap dan langkah klub-klub Premier League ini ternyata diapresiasi oleh UEFA. Karena mereka yang pertama mundur, UEFA mungkin tidak akan memberikan sanksi apa pun.
Real dan Juve
Situasinya berbeda bagi Real Madrid dan Juventus. Ada Florentino Perez dan Andrea Agnelli, dua musuh besar presiden UEFA, Alesander Ceferin.
Madrid dan Juve tampak masih memegang teguh gagasan ESL. Karena itu status ESL saat ini masih stand-by, bukan batal sepenuhnya.
Situasi ini membuat UEFA semakin berang. Menurut laporan Deportes Cuatro, media Spanyol, UEFA sedang bekerja keras bersama tim legal mereka untuk mencari celah hukuman bagi dua tim tersebut.
Bahkan kabarnya UEFA ingin mencoret Madrid dan Juventus dari Liga Champions musim depan. Namun, situasinya tidak semudah yang diharapkan UEFA