Penyelidikan UEFA Atas Kerusuhan Final Liga Champions 2022
Setelah protes dari dua klub raksasa yang melangsungkan final Liga Champions 2022 di Paris, UEFA melakukan penyelidikan setelah secara resmi meminta maaf kepada penonton untuk pertama kalinya pada hari Jumat atas pengalaman “menakutkan dan menyedihkan” faans menjelang final Liga Champions.
UEFA mengatakan tidak ada penggemar sepak bola yang harus mengalami kekacauan seperti itu. Bagaimana perkembangan kasusnya hingga saat ini?
Kronologis Kejadian
Pada final Liga Champion lalu, raksasa Spanyol Real Madrid mengalahkan Inggris 1 – 0 Liverpool, kemeriahan kemenagan tim Real Madrid bergelora namun sebelum dan bahkan usai pertandingan tersebut kemudian diikuti kekacauan di luar stadion.
Sebelum pertandingan, ribuan penggemar Liverpool dengan tiket harus menunggu berjam-jam untuk masuk ke lapangan. Bahkan dalam situasi ini, polisi sudah bersiap menggunakan gas air mata dan semprotan merica ke kerumunan.
Dari penyelidikan awal, beberapa pendukung Liverpool mengatakan bahwa mereka takut diserang setelah penyelenggara membuat pintu kecil digunakan untuk menyaring antrian. Hal ini membuat penonton tidak dapat bergerak bebas dan mencari perlindungan.
Hal ini tidak hanya pihak Liverpool saja, penggemar dari pihak Real Madrid juga melaporkan bahwa fans mereka juga diserang dan dirampok di luar stadion setelah pertandingan.
Kemarahan Publik Inggris
Kekacauan di Final Liga Champions 2022 itu memicu kemarahan di Inggris. Banyak pihak mengaitkannya dengan kegemparan politik di Prancis dua minggu menjelang pemilihan legislatif, dan menimbulkan pertanyaan tentang kapabilitas ibu kota Prancis untuk menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2024.
UEFA telah menugaskan peninjauan independen yang dipimpin oleh mantan menteri pemerintah Portugal Tiago Brandao Rodrigues dan bertujuan untuk menemukan tanggung jawab dan kekurangan mereka yang terlibat dalam penyelenggaraan final.
UEFA ingin dan perlu untuk memahami apa yang terjadi selama hari final, dan menentukan pelajaran yang dipetik untuk memastikan tidak ada pengulangan tindakan dan peristiwa hari itu. Hal tersebut disampaikandalam sebuah pernyataan.
Penyelidikan Menyeluruh
Penyelidikan atas insiden tersebut akan berusaha untuk mencari gambaran lengkap dan kronologis tentang apa yang terjadi pada siang hari, baik di dalam stadion dan daerah sekitarnya, termasuk memeriksa arus penonton ke stadion melalui berbagai titik akses.
Penyelidikan juga akan dilakukan pada sistem keamanan, tiket dan perencanaan untuk final dan juga akan melihat poin pertemuan penggemar. Penyelidikan ini tidak hanya akan melibatkan UEFA, kelompok penggemar, Liverpool dan Real Madrid, Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), polisi, operator stadion dan otoritas publik lainnya.
Pihak UEFA menjanjikan akan terus memberikan informasi lebih lanjut tentang bagaimana pihak terkait dapat mengirimkan kesaksian mereka. Akan dimungkinkan untuk dikirimkan melalui alamat email khusus atau kuesioner online serta akan segera dikomunikasikan.
Penyelidikan akan segera dimulai dan diselesaikan dalam waktu sesingkat mungkin yang kemudian dilanjut dengan menetapkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasinya. Apabila penyelidikan tersebut selesai, informasi akan dipublikasikan di situs UEFA.
Kebohongan Menteri Dalam Negeri Perancis
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dihadapkan dengan tuduhan berbohong setelah dia menyalahkan kekacauan pada penipuan tiket besar-besaran serta memberikan keterangan bahwa organisasi di sekitar final “jelas” bisa lebih baik tanpa kekacauan masalah tiket.
Tanggapan tersebut disampaikan setelah pertemuan krisis di kementerian olahraga pada hari Senin, Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Darmanin dengan tegas bersikeras bahwa penipuan tiket dan perilaku buruk penggemar Liverpool harus disalahkan.
Namun, dia mengakui penggunaan gas air mata tidak pantas setelah gambar yang diposting di media sosial menunjukkan bahkan anak-anak menjadi sasaran dari jarak dekat. Kekacauan sebelum laga Final Liga Champions ini diketahui juga menjadi dalang mengapa pertandingan dimulai terlambat 36 menit.