DewaSport.asia – Arthur Melo jadi salah satu berita besar di dunia sepak bola beberapa hari terakhir. Gelandang muda ini menolak kembali ke Barcelona dan memilih menikmati masa liburannya di Brasil.
Pembangkangan Arthur didasarkan pada alasan jelas. Dia merasa tidak diperlakukan dengan baik oleh pihak klub usai pengumuman transfernya ke Juventus musim depan, skema pertukaran dengan Miralem Pjanic.
Sekarang, karier Arthur di Barca berakhir dengan cara yang paling buruk. Dia terancam menerima sanksi besar dari pihak klub dan yang paling parah, merasa dipermainkan oleh Barca.
Merasa sudah berjuang
Di usia 23 tahun, Arthur merasa sudah mencapai level terbaiknya untuk membuktikan diri, tapi Barcelona justru menjualnya. Dia baru saja mulai merasakan kenyamanan hidup dan bermain di Barca beberapa bulan terakhir.
Bahkan performa Arthur di lapangan tidak buruk. Beberapa bulan lalu, Quique Setien pernah megucapkan selamat untuk Arthur atas performanya saat melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu — meski Barca kalah.
Saat itu, Setien merasa Arthur adalah pemain penting dalam skuadnya. Sebelum lockdown, di bawah Setien, Arthur hanya melewatkan satu pertandingan, itu pun karena cedera.
Karena itulah Arthur merasa mulai diterima di Barca, merasa mulai menemukan jalur untuk ditapaki. Nahasnya, pihak klub justru memutuskan menjualnya begitu saja.
Statistik membuktikan
Perkembangan Arthur tidak hanya terlihat dari komentar Setien, statistik pun mendukung demikian. Di musim pertamanya, Arthur hanya bisa membuat dua assists. Di musim kedua, yakni musim ini, dia bisa mencetak empat gol dan empat assists.
Arthur pun telah melewati cedera parah yang telah mengganggunya sejak tahun 2019 lalu. Dia tidak lagi bermain dengan menahan rasa sakit.
Lebih dari itu, Arthur mulai merasa nyaman hidup di Barcelona. Kota itu ideal bagi pemain asal Amerika Selatan sepertinya, bahkan dia mulai belajar bahasa Catalan.
Sebab itu, kekecewaan Arthur dapat dipahami. Dia baru saja mulai, tapi Barca justru menjualnya.