DewaSport.asia – Laga panas yang dinanti-nanti pecinta Liga Italia antara Inter Milan vs AC Milan terancam batal. Sebab, enam kasus positif Covid-19 ditemukan dari kedua kesebelasan. Kepala Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Sacco di Milan, Professor Massimo Galli mengungkapkan, otoritas kesehatan bisa saja melakukan intervensi lagi.
Seperti diketahui, empat pemain Inter Milan dan dua dari kubu AC Milan, dinyatakan positif Covid-19 sepanjang dua pekan terakhir. Alessandro Bastoni, Milan Skriniar, Radja Nainggolan, dan Roberto Gagliardini, kini sedang menjalani isolasi mandiri.
Sementara dari kubu AC Milan, kasus positif Covid-19 masih ditemukan dari Zlatan Ibrahimovic dan Leo Duarte. Keduanya terpapat Covid-19 sejak akhir September dan masih belum pulih dari virus kendati sudah menjalani isolasi.
Enam kasus positif Covid-19 itu membayangi Derby Della Madonnina yang akan dihelat pada 17 Oktober 2020 malam WIB. Status laga itu menjadi abu-abu karena bisa saja dibatalkan seperti Juventus vs Napoli pekan lalu, andai otoritas kesehatan setempat (ASL) kembali melakukan intervensi.
Di tengah situasi tersebut, Professor Massimo Galli mengungkapkan sebuah kabar buruk. Menurutnya, protokol pertandingan yang dirancang sudah tidak lagi tepat jika ASL atau otoritas bisa melarang sebuah tim terbang dari satu wilayah ke wilayah lain.
“Jika kita mempertahankan elemen sportivitas, kita harus mengakui protokol tidak lagi cocok jika otoritas bisa melarang sebuah tim meninggalkan Naples atau Turin,” papar Massimo Galli, dikutip dari Football Italia, Jumat (9/10/2020).
ASL memang mengintervensi laga Juventus vs Napoli. Otoritas kesehatan itu melarang skuad Napoli terbang ke Turin usai dua pemain dinyatakan positif Covid-19. Akibat intervensi, laga di Stadion Allianz, Turin, batal digelar.
Contoh kasus tersebut, menurut Massimo Galli, tidak lagi terhindarkan. ASL bisa saja mengintervensi pertandingan dengan melarang sebuah kesebelasan tampil. Kalau sudah begitu, maka status laga Derby Milan terancam.
“Saya berharap kita bisa terus menggelar pertandingan sepakbola. Namun, tidak ada alasan untuk mengambil risiko. Kita harus mengambil keputusan dengan akal sehat. Untuk saat ini, intervensi dari ASL sulit dihindarkan dan sudah tertera dalam dekrit pemerintah,” lanjut Massimo Galli.
“Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Ketika ada satu kasus positif, lalu berkembang menjadi dua, mereka harus tetap menjalani rutinitas latihan secara terpisah. Protokol FIGC (Federasi Sepakbola Italia) sungguh konyol ketika menyangkut isu isolasi,” tutup pria asal Italia itu.