DewaSport.asia – Manchester United (MU) belum bisa memulihkan kondisi keuangannya. Menurut ESPN, MU tengah merugi sebagai dampak pandemi Covid-19.
Pemasukan klub macet karena tidak dapat uang dari penjualan tiket pertandingan. Dalam beberapa bulan terakhir, laga harus digelar secara tertutup untuk mencegah penyebaran virus. Padahal di saat yang bersamaan, MU harus mengeluarkan biaya untuk menggaji pemain, pelatih, dan staf manajemen klub.
Kabarnya utang MU mencapai 474 juta euro atau setara Rp8,2 triliun. Jumlah itu melonjak 113 persen.
Mau tak mau, MU harus beradaptasi dengan situasi yang terjadi saat ini. CEO MU, Ed Woodward berharap krisis ini segera berlalu.
“Fokus kami tetap melindungi kesehatan kolega, penggemar, dan komunitas sambil beradaptasi dengan konsekuensi ekonomi yang signifikan dari pandemi,” kata Woodward dilansir ESPN, Kamis (22/10/2020).
“Dalam konteks tersebut, prioritas utama kami adalah membawa penggemar kembali ke stadion dengan aman dan secepat mungkin,” ujarnya.
MU tidak sendiri. Kondisi serupa juga dialami klub-klub raksasa dunia seperti Barcelona, Liverpool, dan Inter Milan.
Tapi pada April lalu, MU berada di daftar teratas klub dengan kerugian paling besar di pentas Premier League. Mereka rugi 17,6 juta euro (Rp315 miliar).