DewaSport.asia – Bukan rahasia lagi mantan kapten Ajax Amsterdam, Matthijs de Ligt, mengalami masa suram pada awal kebersamaannya di Juventus. Hal ini sebenarnya wajar, mengingat de Ligt masih berusia 20 tahun saat gabung Juventus, yang merupakan klub profesional keduanya setelah Ajax.
Matthijs de Ligt harus beradaptasi ekstra keras, yang masih terus dilakukannya hingga saat ini, untuk bisa nyetel dengan lingkungan barunya. Tidak hanya dari sisi teknik bersama tim anyarnya serta kultur sepak bola Italia, melainkan juga terkait sisi luar lapangan seperti budaya di Negara Sepatu Bot tersebut.
Di saat seperti itu, ia justru mendapat beban tidak ringan dengan mendapat tanggung jawab menggantikan posisi kapten sekaligus pemain gaek Italia, Giorgio Chiellini, yang harus absen selama beberapa bulan akibat cedera ACL pada Agustus tahun lalu.
De Ligt menyadari ia menjadi sorotan.
“Banyak perhatian tertuju pada Anda dan mereka mengharapkan sesuatu yang lebih, yang mana semuanya baru dibandingkan ketika saya di Ajax,” ujarnya kepada Ziggo Sport.
De Ligt menilai diri sendiri, ia telah melakukan yang terbaik dalam setiap pertandingan sejak November lalu. Ia juga mengaku gembira, Juventus memiliki kepercayaan terhadapnya.
“Saya duduk di bangku cadangan selama beberapa waktu dan saya membicarakan hal itu dengan pelatih. Kemudian saya punya masalah dengan bahu serta pangkal paha, sehingga saya harus absen berlatih.”
“Pelatih bilang ke saya dengan sangat jelas: ‘tenang saja, kami butuh kamu untuk jangka panjang musim ini dalam kondisi terbaikmu, jadi tak perlu terburu-buru.”
“Saya juga harus belajar Bahasa Italia, karena pada mulanya hanya saya dan Aaron Ramsey yang tidak bisa berbahasa Italia. Kami berdua bicara Bahasa Inggris, jadi kami banyak menghabiskan waktu bersama,” ungkapnya.
“Chiellini juga berbahasa Inggris dan dia banyak membantu saya. Pada awalnya, itu sangat berat, saat kami duduk mengelilingi meja dan semuanya bicara Bahasa Italia. Tapi, lantas saya mengikuti kursus bersama pacar saya,” lanjut Matthijs de Ligt.
Bicara perihal Giorgio Chiellini, Matthijs de Ligt berujar bisa bekerja sama dengan Chellini serta Leonardo Bonucci, menjadi satu di antara pertimbangan utamanya memilih merapat ke Juventus pada musim panas 2019.
“Bonucci dan Chiellini memang hanya pemain, tapi keduanya pemain yang telah memenangi segalanya dalam sembilan tahun dan tahu apa itu semua,” kata de Ligt.
“Saya diberitahu: ‘kamu pemain hebat, tapi di atas semua itu, belajarlah dari para pemain ini. Kami butuh kamu musim ini’. Penting bagi saya berada di sana (Juventus),” imbuh pemain jebolan Jong Ajax ini.
“Pada musim panas lalu, saya menerima tawaran dari Juventus, PSG, dan Barcelona. Jadi, saya mempelajari berbagai opsi dan pada akhirnya saya memutuskan saya bisa berkembang lebih cepat di Juve. Mereka (Juventus) punya gaya tertentu dan saya tahu berada di sini akan membuat saya menjadi pemain yang lebih komplet,” tuturnya.
[embedded content]