DewaSport.asia – Jose Mourinho mengaku sampai saat ini ia masih merasa sangat keheranan karena tak ada satu pun pemain Inter Milan yang bisa memenangi penghargaan Ballon d’Or pada tahun 2010.
Mourinho mencatatkan prestasi fenomenal bersama Inter pada musim 2009-2010. Ia membawa Nerrazurri meraih treble; Liga Champions, Scudetto, dan Coppa Italia.
Salah satu pemain yang krusial bagi kesuksesan Inter adalah gelandang asal Belanda, Wesley Sneijder. Ia tak cuma tampil apik bagi Nerrazurri.
Ia juga berjasa bagi Timnas Belanda. Ia berhasil membawa Oranje masuk ke final Piala Dunia, meski pada akhirnya dikalahkan Spanyol.
Sneijder pun mengakhiri kompetisi dengan gemilang secara personal. Ia menjadi top skor turnamen yang digelar di Afrika Selatan tersebut, bersama Thomas Muller.
Herannya Mourinho
Trofi Ballon d’Or saat itu dimenangkan oleh superstar Barcelona, Lionel Messi. Sementara itu dua rekannya di Blaugrana yakni Xavi dan Andres Iniesta ada di posisi tiga besar.
Terpentalnya para pemain Inter Milan, khususnya Wesley Sneijder, dari posisi tiga besar Ballon d’Or sekalipun membuat Jose Mourinho sampai saat ini masih geleng-geleng kepala. Ia merasa mantan anak-anak asuhnya itu pantas dihargai dengan lebih baik.
“Aneh bahwa Samuel [Eto’o], sepanjang kariernya, tidak pernah berhasil memenangkan Ballon d’Or. Wes luar biasa musim itu. Pada tahun yang sama ia memenangkan treble, ia memainkan final Piala Dunia,” ujarnya pada The Athletic, via Goal.
“Kami sampai di gala pada tahun 2010. Anak-anak itu bahkan tidak ada dalam daftar tiga besar. Satu-satunya hal yang berhasil mereka lakukan adalah berada di tim terbaik, seorang pemain per posisi.”
Peran Pemain Senior
Saat itu di skuat Inter Milan ada banyak pemain senior yang usianya masuk kepala tiga. Sebut saja Javier Zanetti, Marco Materazzi, Ivan Cordoba, Dejan Stankovic, dan Julio Cesar.
Jose Mourinho mengatakan bahwa para pemain itu bukan jadi beban bagi timnya. Ia justru bisa mengandalkan mereka karena saat itu mereka adalah pemain yang termotivasi untuk menunjukkan performa terbaiknya sebelum gantung sepatu.
“Ada berbagai perspektif pemain ketika mereka tiba di akhir karir mereka,” ujar Jose Mourinho.
“Ada para pemain yang hanya ingin berada di sana selama beberapa tahun lagi dalam kontrak mereka – mengantongi uang beberapa juta sebelum mereka pergi – dan ada orang-orang lain dengan perspektif yang berbeda yaitu: izinkan saya mencoba mencapai momen tinggi dalam Karier saya, biarkan saya mencoba dan melakukan sesuatu yang tidak pernah saya lakukan. Saya pikir itulah intinya,” terangnya.
Peran Pemain Cadangan
Jose Mourinho juga mengatakan kesuksesan Inter Milan saat itu juga tak lepas dari para pemain cadangan. Sebab saat mereka dibutuhkan, mereka mampu tampil dengan maksimal.
“Mereka yang bermain secara reguler di tim, mereka fantastis, tapi yang tidak bisa main secara reguler, yang tidak banyak bermain, mereka selalu ada untuk tim, selalu ada untuk orang-orang muda, selalu ada untuk pelatih, selalu ada untuk membantu,” tuturnya.
“Itu benar-benar pencapaian fantastis dan salah satu alasan mengapa saya sangat bahagia. Saya merasa bahwa kegembiraan dan emosi saya bukan tentang saya, itu tentang mereka.”
“Ini bukan tentang saya memenangkan Liga Champions kedua saya – ini tentang mereka mewujudkan impian mereka,” tandas Mourinho.