DewaSport.asia – Tidak ada tim raksasa yang patut bersenang hati saat bertemu kuda hitam selama fase gugur Euro 2020. Lengah sedikit, mereka bisa mengalami nasib yang sama dengan Prancis dan beberapa negara besar lainnya.
Tim-tim kuda hitam ini sudah tampak berbahaya sejak laga pertama babak 16 besar. Denmark berhasil membantai Wales dengan skor 4-0, dilanjut dengan perlawanan ketat Austria meski ujung-ujungnya harus kalah di tangan Italia.
Kekalahan Belanda jadi kejutan pertama, di mana pasukan Frank de Boer tersebut tumbang dengan skor 0-2 di hadapan Republik Ceko. Spanyol pun nyaris tersingkir karena Kroasia mampu mencetak tiga gol ke gawang mereka.
Terbaru, Prancis menelan kekalahan menyakitkan di tangan Swiss. Mereka takluk dalam drama adu penalti dengan skor 5-4 usai bermain imbang 3-3 pada waktu normal dan masa extra time.
Bisa Mengalahkan Spanyol
Kejutan-kejutan dalam fase gugur ini seolah membuktikan kalau statistik di atas kertas tak ada gunanya. Pada akhirnya, hasil akhir pertandingan baru bisa diketahui ketika peluit panjang telah dibunyikan.
Situasi semacam ini mungkin akan berlanjut di babak perempat final nanti. Usai mengalahkan Prancis, Swiss bakalan bertemu dengan Spanyol. Jurgen Klinsmann mewanti-wanti Spanyol kalau Swiss punya kualitas untuk mengalahkan mereka.
“Melihat cara mereka bermain, anda takkan memandang enteng mereka untuk menumbangkan Spanyol,” kata mantan pelatih Timnas Jerman tersebut seperti yang dikutip dari situs UEFA.
Swiss Mengagumkan
Satu hal yang dikagumi Klinsmann dari Swiss adalah permainan timnya. Mereka nampak bersatu dan terorganisir dengan baik serta tidak gentar menghadapi tim sekelas Prancis. Sang pelatih patut mendapatkan pujian kalau kata Klinsmann.
“Mereka benar-benar sebuah tim dan sudah tampil hebat di turnamen ini. Mereka memulai dari belakang dan cara mereka bermain dengan tiga bek tengah, mereka benari, tidak bermain dengan lima bek,” ucap Klinsmann.
“Mereka menunjukkan keberanian saat menguasai bola dan menciptakan peluang melawan tim Prancis yang hebat ini,” lanjutnya lagi.
“Mereka bersatu, terorganisir, licin dan punya keyakinan. Mereka memainkan sepak bola yang beresiko tinggi dan melakukannya dengan baik. Kami harus memberikan pujian kepada pelatihnya untuk itu, untuk organisasinya, kepercayaan di dalam tim.”