DewaSport.asia – Situasi sulit akibat pandemi virus corona bisa memuluskan jalan Neymar untuk pulang ke Barcelona. PSG dikabarkan sedang bernegosiasi dengan para pemain perihal pemotongan gaji, yang justru bisa jadi celah kepergian Neymar.
Mengutip Sport, Neymar dijadwalkan bernegosiasi dengan petinggi PSG via panggilan video untuk membahas perihal pemotongan gaji. Sekaya apa pun PSG, mereka jelas tidak bisa membayar gaji pemain sepenuhnya ketika Ligue 1 sudah dihentikan di tengah jalan.
Tentu, negosiasi pemotongan gaji ini bisa memanaskan konflik antara kedua pihak. Musim panas lalu hubungan Neymar dengan PSG sudah tidak baik karena usaha kepulangan ke Barca yang gagal.
Situasi Neymar
Intinya, transfer kepulangan Neymar memang sulit. PSG memasang harga yang begitu tinggi, Barca jelas tidak mampu menyanggupinya. Mereka sudah mencoba menawarkan beberapa pemain sebagai bagian negosiasi, tapi PSG bergeming.
Sebab itu, langkah teranyar Barca adalah meminta bantuan Neymar. Mereka berharap penyerang Brasil itu mau memaksakan kepindahannya dari PSG, dengan demikian juara Ligue 1 itu akan menghadapi tekanan di kedua sisi.
Kini, PSG semakin kesulitan mempertahankan harga tinggi Neymar. Mereka baru saja mengumumkan kerugian mencapai 200 juta euro musim ini akibat pembatalan musim, karena itulah para pemain diminta menerima pemotongan gaji.
Bagi Neymar, inilah saat yang tepat untuk memberontak. Dia bisa menolak pemotongan gaji dan memilih hengkang ke Barcelona.
Pertarungan Baru
PSG jelas tidak bisa berbuat banyak, Neymar berada di posisi yang menguntungkan, terlebih dengan statusnya sebagai penerima gaji terbesar di klub tersebut. Neymar sudah menolak kontrak baru, menolak pemotongan gaji bukan hal sulit baginya.
Barca jelas untung besar jika Neymar benar-benar mau membantu negosiasi dari ujung lainnya. Selain itu, Barca pun bakal untung dengan estimasi anjloknya harga pemain sampai 30%pada bursa transfer nanti.
Terlebih, tahun lalu kabarnya Neymar siap memotong gajinya demi pulang ke Camp Nou. Barca bisa hemat besar-besaran dalam negosiasi ini, dengan asumsi mereka masih punya uang usai krisis akibat pandemi virus corona ini.