DewaSport.asia – Toni Kroos menyuarakan pendapatnya tentang gagasan pemotongan gaji pemain yang mulai sering dibicarakan di tengah pandemi virus corona ini. Kroos mengaku tidak setuju dengan gagasan tersebut, yang sebenarnya mulai digodok Real Madrid beberapa hari terakhir.
Sepekan terakhir, sejumlah klub besar di Eropa mencapai negosiasi untuk memotong gaji pemain inti sampai beberapa bulan ke depan. Barcelona bahkan memotong gaji pemain sampai 70%, jumlah yang sangat besar.
Selain itu, Marca mengatakan bahwa Braca dan Atletico Madrid sudah meminta bantuan pemerintah untuk membantu membayar gaji staf mereka. Hanya Real Madrid yang belum bergerak, tapi bisa jadi berubah di masa mendatang.
Kabarnya pihak Madrid sedang mempertimbangkan kemungkinan memotong gaji pemain, meski tidak sebesar yang dilakukan Barcelona. Apa kata Kroos soal ini?
Tidak Sepakat
Kroos mempertaruhkan reputasinya dengan melontarkan komentar berani. Dia yakin bahwa pemotongan gaji bukanlah keputusan yang tepat, sebab itu seakan-akan memaksa pemain untuk berdonasi.
Dia lebih senang gaji pemain tetap dibayarkan penuh, dengan demikian mereka bisa mengalirkan uang itu sendiri untuk membantu masyarakat luas yang lebih membutuhkan.
“Pemotongan gaji itu seperti donasi yang sia-sia. Saya lebih setuju pemain mendapatkan gaji penuh dan masing-masing dari mereka melakukan hal yang bertanggung jawab dengan uang itu,” ujar Kroos kepada Marca.
“Setiap pemain diminta membantu di mana mereka dibutuhkan, dan ada banyak area mengapa hal seperti ini diperlukan.”
Bisa Mengubah Sepak Bola
Menurut Kroos, saat ini banyak pihak yang tidak yakin kapan sepak bola bisa kembali. Pihak klub, para pemain, pemegang hak siar, mereka sama-sama bertanya-tanya kapan situasi bisa kembali normal.
Kroos cemas krisis virus corona ini bisa mengubah sepak bola sepenuhnya, jadi benar-benar berbeda dari sebelumnya.
“Banyak klub yang tidak menerima pendapatan tetap di tengah krisis ini, juga tergantung pada berapa lama situasi sulit ini berlangsung,” lanjut Kroos.
“Sebagai contoh, jika sepak bola dimainkan lagi di bulan Mei, jelas bakal ada solusi yang ditemukan. Namun, jika harus berhenti sampai musim dingin, saya kira itu bakal mengubah sepak bola sepenuhnya,” tandasnya.