DewaSport.asia – PETENIS Rusia, Daniil Medvedev baru saja dinobatkan sebagai orang nomor satu dunia di olahraga Tenis oleh ATP pada Senin, 28 Februari lalu.
Namun, torehan positif itu ternodai akibat invasi militer negaranya ke Ukraina, hingga catatan tersebut terancam dicopot oleh Federasi Tenis Internasional (ITF).
Selalu Menjadi 4 Besar
Daniil Medvedev menjadi orang Rusia ketiga yang berhasil menduduki puncak klasemen ATP sepanjang sejarah. Ia juga menjadi petenis pertama di luar langganan empat besar dunia.
Di antaranya, Novak Djokovic, Roger Federer, Rafael Nadal dan Andy Murray yang memegang posisi ini dalam 18 tahun terakhir.
Sayangnya, capaian ini diraih ketika dunia olahraga bersatu mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Tentu ini waktu yang tidak tepat bagi Daniil Medvedev beruforia.
Pada Minggu, 27 Februari 2022, Federasi Tenis Ukraina mendesak ITF untuk segera mengeluarkan Rusia dan Belarusia dari organisasi.
Selain itu, Federasi Tenis Ukraina juga meminta larangan bagi Rusia tampil di semua turnamen tim maupun individu.
Dilansir dari Reuters, Federasi Tenis Ukraina menggambarkan tindakan Rusia dan Belarusia di Ukraina selama empat hari terakhir sangat tidak manusiawi.
Oleh sebab itu, atas nama perdamaian dunia, Federasi Tenis Ukraina menuntut pelarangan bagi atlet Rusia tersebut.
Memberi Pernyataan
“Warga sipil sedang sekarat, termasuk wanita dan anak-anak; infrastruktur sipil runtuh. Ini adalah perang skala penuh yang akan mendorong negara kita mundur beberapa dekade,” tulis pernyataan dalam surat tersebut, dilansir Selasa (1/3/2022).
“Rusia dan Belarusia tidak hanya berhak untuk mengadakan kompetisi internasional di wilayah mereka, tetapi juga untuk berpartisipasi dalam semua turnamen tim dan individu ITF di luar negeri,” tulis keterangan surat tersebut.
Menanggapi surat tersebut, ITF telah mengambil tindakan cepat untuk membatalkan semua turnamen di Rusia tanpa batas waktu yang ditentukan. Kemudian, tidak ada agenda ITF yang diadakan di Belarusia di tahun ini.
“Ini adalah situasi yang berkembang pesat; kami sedang berdiskusi aktif dengan ITF dan Dewan ITF untuk memutuskan tindakan,” sebut pihak ITF.
“Kami bersatu dengan Ukraina. Saat ini, prioritas kami adalah keselamatan para pemain tenis dan keamanan semua yang berpartisipasi dalam acara kami,” tutup pihak ITF.