DewaSport.asia – Keputusan Zinedine Zidane meninggalkan kursi kepelatihan Real Madrid tidak disebabkan oleh pemikiran yang cepat. Ia rupanya sudah mempertimbangkan langkah ini sejak beberapa bulan yang lalu.
Zidane bisa dikatakan sebagai salah satu pelatih sukses di dunia saat ini. 11 gelar bersama Real Madrid, tiga di antaranya berasal dari ajang Liga Champions, sudah membuktikan betapa besarnya Los Merengues kala itu.
Tahun 2018 menjadi momen di mana Zidane memutuskan cabut dari Santiago Bernabeu. Namun, ia harus kembali karena Real Madrid porak-porandai diakibatkan strategi Unai Emery serta Santiago Solari tidak berhasil.
Alhasil, tidak cukup setahun, Zidane memutuskan kembali kursi kepelatian Real Madird lagi. Dan selelah satu setengah tahun,, pria berkebangsaan Prancis itu kembali memilih cabut dari Santiago Bernabeu.
Zidane Merasa Tak Nyaman
Beda dengan tahun 2018 lalu, kali ini Zidane tak meninggalkan Real Madrid dengan kemilau trofi bergengsi. Los Merengues selalu berada di posisi ‘nyaris’ dalam perburuan gelar pada beberapa kompetisi yang berbeda.
Contohnya La Liga musim ini. Mereka keluar sebagai runner-up sementara gelar juara dipegang Atletico Madrid. Seandainya ada satu pertandingan lagi yang ia mampu dimenangkan, Real Madrid bakal menjadi juara musim ini.
Karena seringkali gagal meraih kemenangan di beberapa laga, banyak orang yang kemudian mengarahkan kritikanya kepada sang pelatih. Dan terhitung sejak Januari, dilaporkan Marca, Zidane mulai merasa tak nyaman dengan situasi Real Madrid.
Real Madrid Butuh Revolusi
Pada momen itu juga, Zidane sadar kalau Real Madrid butuh yang namanaya revolusi. Pergantian besar-besaran sepertinya benar-benar dibutuhkan dan itu tidak hanya berlaku di kursi kepelatihan saja.
Real Madrid membutuhkan pelatih yang tidak terikat penuh dengan para pemain, sesuatu yang tak bisa dilakukan Zidane terutama dengan sosok senior. Hubungan inilah yang menjadi alasan mengapa klub tak mampu menghasilkan talenta muda.
Ketidaknyamanan ini dialami Zidane sejak lama meskipun dirinya memiliki hubungan yang baik dengan manajemen klub. Ia bahkan diketahui telah mendapatkan dukungan dari mereka dan siap mempertahankannya meski gagal meraih gelar.
Zidane pun memillih keluar. Florentino Perez selaku presiden klub tidak memandang ini sebagai pengkhianatan kepada klub yang sangat peduli dengannya. Hubungan antara kedua sosok itu diketahui berjalan cukup baik.